Desa Tlaga yang merupakan daerah perbukitan dikelilingi hutan pinus dan jati, adalah desa perbatasan yang diapit 4 penjuru kecamatan:
1. Sebelah timur: Kecamatan Gumelar
2. Sebelah Selatan: Kecamatan Karangpucung
3. Sebelah Barat: Kecamatan Majenang
4. Sebelah Utara: Kecamatan Bumiayu
Kecamatan Gumelar memiliki gugusan perbukitan dari arah timur, kota Ajibarang yang kaya akan mineral berupa kapur dan batu gamping. Beberap bukit masuk wilayah gumelar dan sebagian besar masuk wilayah kecamatan Ajibarang. Masih di kecamatan gumelar, juga terdapat tambang emas tradisional yang pengelolaanya dilakukan oleh pemodal dan pemilik lahan. Tambang tersebut ada di wilayah desa Ratadawa.
Di daerah Tlaga sendiri belum ada penelitian secara khusus terhadap jenis tambang apa yang terdapat di perut bumi Tlaga. Beberapa warga sudah melakukan penggalian di beberapa titik namun hanya sekedar mengambil batu cadas untuk dijadikan material bangunan, baik bongkahan batu sebagai pondasi, maupun batu split untuk bahan campuran cor. Beberapa orang percaya di bukit tertentu di wilayah ini terdapat emas namun sampai hari ini belum ada seorangpun terbukti mendapatkan emas dari kegiatan penggalian yang dilakukan.
Padahal jika ada pihak yang mau melirik bidang usaha tambang batu cadas di wilayah ini, tentu saja bukan hal yang mustahil untuk dilakukan demi salah satu tujuan yaitu penyerapan tenaga kerja dan menggeliatkan roda ekonomi penduduk desa.
Di masa depan, Tlaga akan menjadi desa transit karena jalan propinsi membelah dari arah Jakarta via selatan melalui Tasik, Majenang, Karangpucung menuju Ajibarang, Purwokerto hingga kota lain di Jawa Tengah. Jalan tersebut sudah muncul di Peta, dan ketika suatu saat diperlukan karena ruas jalan yang ada tidak memadai akan volume kendaraan di masa mendatang, maka tinggal menunggu waktu kebijakan dari otoritas pemerintah daerah kapan mengaktifkan Jalan Raya tersebut.
Dengan demikian, potensi tambang yang ada akan lebih maksimal dalam hal pengangkutan ke daerah lain untuk memenuhi permintaan Batu cadas atau barang tambang lainnya.
1. Sebelah timur: Kecamatan Gumelar
2. Sebelah Selatan: Kecamatan Karangpucung
3. Sebelah Barat: Kecamatan Majenang
4. Sebelah Utara: Kecamatan Bumiayu
Kecamatan Gumelar memiliki gugusan perbukitan dari arah timur, kota Ajibarang yang kaya akan mineral berupa kapur dan batu gamping. Beberap bukit masuk wilayah gumelar dan sebagian besar masuk wilayah kecamatan Ajibarang. Masih di kecamatan gumelar, juga terdapat tambang emas tradisional yang pengelolaanya dilakukan oleh pemodal dan pemilik lahan. Tambang tersebut ada di wilayah desa Ratadawa.
Di daerah Tlaga sendiri belum ada penelitian secara khusus terhadap jenis tambang apa yang terdapat di perut bumi Tlaga. Beberapa warga sudah melakukan penggalian di beberapa titik namun hanya sekedar mengambil batu cadas untuk dijadikan material bangunan, baik bongkahan batu sebagai pondasi, maupun batu split untuk bahan campuran cor. Beberapa orang percaya di bukit tertentu di wilayah ini terdapat emas namun sampai hari ini belum ada seorangpun terbukti mendapatkan emas dari kegiatan penggalian yang dilakukan.
Padahal jika ada pihak yang mau melirik bidang usaha tambang batu cadas di wilayah ini, tentu saja bukan hal yang mustahil untuk dilakukan demi salah satu tujuan yaitu penyerapan tenaga kerja dan menggeliatkan roda ekonomi penduduk desa.
Di masa depan, Tlaga akan menjadi desa transit karena jalan propinsi membelah dari arah Jakarta via selatan melalui Tasik, Majenang, Karangpucung menuju Ajibarang, Purwokerto hingga kota lain di Jawa Tengah. Jalan tersebut sudah muncul di Peta, dan ketika suatu saat diperlukan karena ruas jalan yang ada tidak memadai akan volume kendaraan di masa mendatang, maka tinggal menunggu waktu kebijakan dari otoritas pemerintah daerah kapan mengaktifkan Jalan Raya tersebut.
Dengan demikian, potensi tambang yang ada akan lebih maksimal dalam hal pengangkutan ke daerah lain untuk memenuhi permintaan Batu cadas atau barang tambang lainnya.
Lik kis, Maaf aku nga setuju jika desa tlaga dan sekitarnya termasuk sidamulya ada pertambangan, karena nantinnya pasti akan terjadi kerusakan lingkungan. Akibatnya yang dirugikan masyarakat karena matinya mata air, pembabatan hutan, dan polusi udara dan perubahan demografi penduduk akibat banyaknya pendatang yang berkerja di sektor tambang.
BalasHapussetuju, tapi bukan pertambangan yang kita bayangkan seperti yang anda khwatirkan. Jadi tak lebih dari pertambangan rakyat yang tidak merusak lingkungan, dan hanya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Exploitasi dan explorasi besar-besaran tentu bukan hal yang kita harapkan...
BalasHapuskan hanya batu cadas, tentu tidak banyak pengusaha melirik sektor ini.