Desa Tlaga

Desa Tlaga

Selasa, 03 Agustus 2010

3 Masa Tanam

Memperhatikan musim tahun ini di Tlaga sebenarnya sangat menghibur bagi para petani padi. Bagaimana tidak, Anugerah alam yang murah dengan datangnya musim hujan dari akhir 2009 lalu sampai saat ini masih terus mengguyur setiap hari. Jeda terik mentari di sela-selanya pasti anugerah juga bagi semua mahluk yang bernama tumbuhan untuk memasak aneka nutrisi dari akar untuk menumbuhkan daun, dahan dan ranting baru, kuncup bunga dan menonjolkan putik.

Para petani yang memiliki sawah tentuh senyum sumringah setiap pergi ke pematang untuk matun (menyiangi gulma) atau mempersiapkan petak untuk digarap kembali. Sangat jarang terlihat ada pemuda yang terlibat dalam masa tanam ini. Kebanyakan dari mereka adalah para usia lanjut yang memang sudah terbiasa dengan lumpur dan cangkul.

Seolah tidak mau tahu atau memang tidak ada informasi yang mereka dapatkan, para petani terus dengan jerih payah mengolah lahan yang baru beberapa hari yang lalu dengan sawah menguning dengan bulir-bulir padi yang mrisih. Anggapan bahwa musim hujan tidak tentu datang seindah kali ini, maka aji mumpung segera diterapkan dengan menghajar tanah untuk terus ditanam dengan komoditas yang sama, varietas padi yang sama tanpa jeda sedikitpun untuk tanah dalam menetralisir tingkat keasaman, kesuburan, dan kegemburan.

Dapat dilihat, saat ini beberapa lahan persawahan yang sudah ditanam padi untuk masa ke-tiga terlihat tidak sesubur sebelumnya. Ujung daun kecoklatan dan beberapa tidak tumbuh normal, meski pupuk terus dimuntahkan dari karung warna putih.

Entah kata sakti apa untuk bisa merubah cara pandang petani di kampungku untuk tidak sesering mungkin memakai pupuk kimia. Padahal pupuk kandang dari ternak masing-masing yang mereka miliki sudah cukup untuk ditebarkan di lahan pertanian. Kalau dalam setahun berharap panen 3x dengan asumsi bayangan keuntungan sekian, tetapi alam tidak bisa menghitung untung rugi, dia hanya tahu hukum sebab akibat.

Hanya dari mulut ke mulut saya sudah beberapa kali pada diskusi tidak formal menyampaikan akan pentingnya penggunaan pupuk kandang, atau runggang dari kandang sapi atau kambing. Tanah tlaga sudah kenyang dengan pupuk buatan, mungkin sudah iritasi kalau itu terjadi pada manusia. Maka tidaklah berlebihan kalau di masa tanam yang ke tiga kali ini, alam sementara tidak mau bermurah hati.

Yuk, kurangi penggunaan pestisida dan pupuk buatan.
Majulah Tlaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar